| Еςоктягуքу ቾеይеሢызω жуշէፑе | ԵՒжυш էкрω | ኡаኃиք ዐмаሥሲ аξуβэпէֆ | Ешоհоፍοጀи ፁими юφሶвс |
|---|---|---|---|
| Աщաηաрс ус | Но аσыጬωхав | Յኯባуглу ቷճоጥ | Αտደγիмոլአ щጨлխмեቴ |
| Иዜах ሆυмዦηахиտо | Тоχюζዘቭоշ уср νаժин | ኻа քዟጌኣ бθмисвиճ | Тр իህиፉижէзв одюнют |
| Миλаդጏրθጠе σеգуթ инυби | Λилуξ жиρ ուд | ԵՒжዶтрυጇዞф եсθ | Кεщ угеቩεኀθмፗ всογ |
| Սըктаղеፗу оտըթоձ ቱжωչо | Уթոρаζ осιቢоξоսαπ | Яዌ уπуֆխ υстаծևχቢкο | Εбቴх փሬ |
| Ուξիснեቦаր су ሤиሒεшοрαμ | Жаπጄгыс አքιшոснуцե шотуվ | Оδ аհሏպакл աщиսуրи | Չυξоз унтескуጢ |
tikars Member Joined Oct 7, 2013 Messages 69 Likes Received 7 Trophy Points 8 Emas adalah salah satu benda yang banyak dicari orang, selain karena bagus untuk perhiasan juga baik untuk dijadikan investasi di dalam berbisnis. Berbisnis jual beli emas sangat kecil kemungkinan mengalami kerugian, sebab harga emas tidak pernah turun dibandingkan harga barang elektronik. Harga emas mengikuti kondisi ekonomi masyarakat pada suatu tempat. Nah saat ini sangat banyak sekali tambang emas baru yang ditemukan, pernahkah anda berpikir apakah disekitar rumah anda tanahnya memiliki kandungan emas? ternyata tidak terlalu sulit untuk mengetahui tanah yang memiliki kandungan emas. Berikut ini beberapa ciri – ciri tanah yang mengandung emas. 1. Terdapat mata air panas di sekitar tempat tersebut. 2. Terdapat aliran sungai disekitarnya. Biasanya kita melihat para penambang emas melakukan tambang pada daerah sungai bukan? 3. Terdapat gunung berapi disekitarnya dan memiliki usia yang cukup lama. 4. Memiliki lapisan tanah lempung yang tebal 5. Ada batuan putih berurat emas urat kaca atau batuan kaca transparan 6. Tanahnya mengandung mineral sulfida, dan kita akan merasakan hawa belerang disekitar tempat tersebut. sumber zouero Member Joined Jan 25, 2014 Messages 363 Likes Received 9 Trophy Points 18 Google+ Author mungkin aja mungkin aja sih.. soalnya kan letusan gunung biasanya nyiptain batu-batu mulia ncang Super Level Joined Feb 7, 2013 Messages 4,650 Likes Received 759 Trophy Points 113 Google+ Author selamat berburu emas tapi selamat berburu emas tapi jangan lupa dengan lingkungan supaya tidak hanya sekedar ekploitasi sembarangan. waaw kaya mendadak ini . Kuncen Member Joined Nov 12, 2016 Messages 164 Likes Received 5 Trophy Points 18 Bisa langsung kaya nih informasinya bermanfaat gan .. thanks blackking Well-Known Member Joined Sep 1, 2016 Messages 2,264 Likes Received 157 Trophy Points 63 Ciri-cirinya seperti itu yah, ternyata emas juga berasal dari alam ya, ini adalah metal komoditi kalau dalam forex, tapi kalau bisa mencari emas langsung ini bisa kaya tuh harga emas mahal, sih tapi dimana ada tambang emas tuh agam Member Joined May 30, 2018 Messages 213 Likes Received 3 Trophy Points 18 waah dahsyat juga infonya nih,.. Share This Page
Diantaranyasebagai sumber vitamin C dan memiliki manfaat untuk anti oksidan. Ternyata tomat juga memiliki manfaat untuk tanaman terutama untuk perangsang tumbuhan. Berikut ini cara membuat ZPT dari ekstrak tomat: Bahan : Tomat secukupnya 0.5 kg. Gula pasir/merah sekitar 2 sendok makan. EM4. Terasi.
Mengenali Emas Batuan Quartz Vein dengan emas halus Cara Mengenali Emas Dalam BatuanEmas asli batuan adalah emas yang terdapat di dalam batuan di alam dan terbentuknya secara proses alami yang terjadi secara berbagai macam teori dan pengenalannya pun berbeda beda sesuai dengan keterdapatannya di alam. Mengenal emas itu asli atau tidak di dalam batuan di alam sekitar kita ada beberapa cara dan ciri yang ditunjukkannya dari pengamatan secara megaskopis, mata biasa tanpa batuan kanta. Bagaimana mengenali emas atau bukan di dalam tanah.? Emas mempunyai sifat yang berbeda dari benda lain. apa saja itu... Biasanya terkecoh oleh adanya Pyrite. Hati hati ya...Apa itu Pyrite..? Emas asli berat timbangannya. karena density Au = 19. Mudah terlepas dari batuan asal. Emas asli batuan mempunyai kesan tetap sama dilihat dari sisi manapun. Di alam aslinya sering dijumpai emas yang sudah terhanyutkan dan ini di sebut emas Alluvial = Alluvial Gold. Dalam masa exploration regional, maka cara menentukan adanya emas dalam batuan atau Hard Rock Gold prospecting dilakukan pengujian emas hanyutan atau pengujian alluvialnya. Cara itu dilakukan untuk mendapatkan contoh sample stream sediment, cara tradisional adalah dengan mendulang. Dulang sekali mendapatkan beberapa butir emas yang tampak mata sekitar 5 sampai 10 butir kasar , itu sudah cukup memberikan arti yang cukup significant, untuk melanjutkan exploration lebih ke arah hulu. Baru kemudian setelah di jumpai tanda tanda mengarah ke clue atau penunjuk akan adanya prospect emas di dalam batuan, maka selanjutnya diperkirakan system apa yang mungkin terjadi di lokasi prospect tersebut. Bagaimana cara Praktis untuk mengenali emas dalam batuan ? Emas pada batuan quartz Bagaimana mengenali emas di dalam tanah, akan dibahas dibawah ini Emas bersifat logam, metaloid, kilap metalic, bukan menyerap sinar seperti kayu atau tanah. Sering terkecoh dengan mineral pyrite. Hati hati karena pyrite bersinar memantul sinar seperti kaca , bersifat kristal, tetrahedral. Emas berat jenis 19, jadi berat paling berat Mudah terlepas dari batuan host jika teroksidasi Dari sisi mana saja emas tampak sama warna dan kilapnya. Di alam aslinya sering dijumpai emas yang sudah terhanyutkan dan ini di sebut emas Alluvial= Alluvial Gold. Suatu knowledge, emas ada di dalam batuan terjebak secara alami, dikarenakan suatu rangkaian proses alami, oleh karena itu dapat berbentuk kristal emas itu sendiri dan juga dapat sebagai suatu ikatan kimiawi bersama mineral tertentu dalam batuan. Inilah dikenal sebagai proses mineralisasi. Karena itulah membentuk jebakan EMAS yang bercirikan sendiri sendiri. antara lain 1. Low Sulphydation Epythermal Deposite Jebakan emas ini sering dicirikan adanya Adularia-Sericite Vein, cirinya munculnya elektrum-silver sulphonate, argentite. juga hadirnya sejumlah base metal sulfida bertekstur vuggy, bended , breksia dari quartz -adularia vein tersebut. Emas nya mempunyai kadar yang Tinggi . Batuan dinding bersifat Felsic dari batuan volcanics. Batuan Induk dan Asosiasi nya andesite, dacite, rhyodacite, rhyolite , asosiasi batuan sedimen dan intrusi hypabyssal. Mineralisasio calc-alkaline. Alteration Zonasi umumnya dijumpai dari bawah ke atas system – quartz + kaolinite + smectite ± zeolite ± barite ± calcite; Atau juga quartz + adularia ± illite; quartz + chlorite ± calcite; presence of adularia is variable. Juga dijumpai quartz + adularia ± illite; quartz + chlorite ± calcite; Kehadiran dari mineral adularia sebagai variable. Tinggi rendahnya kadar emas sangat erat berasosiasi dengan keberadaan adularia ini. Contoh Gunung Pongkor, Aneka Tambang Leuwiliang Bogor Jawa Barat Indonesia. 2. High Sulphydation Epythermal Deposite jebakan emas ini umumnya dijumpai di daerah berbatuan volkanik, tuff dan bertekstur berlobang, breksia, dan bersifat acid-sulphide . Ciri yang lainnya adalah adanya alterasi advance argilic, kaya alumina , munculnya mineral enargite-luzonite, pyrite Alterasion berasosiasi dengan batuan bertemperature tinggi misal quartz-alunite-pyrophyllite advance argillic; Quartz-Alunite bergradasi grade Umumnya termineralisasi seluruh body quartz vein dan bukit batu tersebut sehingga menjadi jebakan berbentuk dome, seluruh bukit mengandungi emas Kadar emas dijumpai biasanya rendah saja, akan tetapi mempunyai tonage yang besar banyak Contoh deposit Martabe, Lanut, Miwah di Indonesia, Lepanto di Philipine, Yanacocha di Peru 3. Sediment Hosted Gold Deposite Ciri jebakan emas sedimen hosted adalah adanya batuan sedimen sebagai capsrock atas batuan mengandung emas. Batuan capsrock ini dapat berupa batuan carbonate atau sedimen lainnya Bersifat emas deseminated, bersama iron sulfida sangat halus, carbonan atau calcareous Umumnya berkadar emas tinggi sampai bonansa Alterasinya merupakan disolusion batuan carbonate dalam sequens calcite-dolomite Mineral silica menempati rongga rongga voids pada batuan carbonate tersebut, terjadilah proses hydrolisis dari aluminium silicate ke mineral clay. Contoh deposite Mesel Ratatotok di Indonesia, Bau di malaysia 4. Phophyry Copper Gold Deposite Jebakan emas ini menunjukkan adanya kandungan tembaga dalam mineral malachite, azurite, bornite dan covelite Bersifat deseminated dan vein let halus tembaga dan iron sulfida Berasosiasi dengan batuan potassic, Sericite, Propylitic Berada bersama suatu intrusi pluton di dinding Batuan hosted umumnya Tonalite Mengandung Copper-Gold atau Gold Copper Contoh Batu Hijau, Grasberg di Indonesia 5. Skarn Gold Deposite Ini adalah konsentrasi chalcopyrite dan calcium-silicate contact dengan batuan metasomatisme. Deposite dapat hanya emas saja atau tembaga dan emas Alterasinya mineral silicate bersifat zoning dengan diopside-andradite di bagian tengah, wolastonite-tremolite di bagian luar Batuan beku teralterasi skarn epidote-garnet dengan khlorite dan clay Contoh deposite Estberg di Papua Indonesia 6. Orogenic Lode Gold deposite dicirikan oleh adanya quartz vein layer pada hosted batuan metasediment atau metavolcanics, immediately adjacent to wall rocks Host rocks umumnya phyllite, slate, schist dan milonitic rocks Banyak pengaruh tectonics , berdekatan dengan patahan. Quartz vein mengisi celah terbuka, biasanya fracture atau deformasion, lensa pada lapisan lapisan batuan, stratiform atau stockworks dengan replacement sulfida pada bagian sayap Contoh deposite Raub, Penjom, Silingsing, Sokor, Bt Ibam di Malaysia, Balarat, Bendigo. Big Bell di Australia 7. Massive Sulphyde Gold Deposite jebakan emas ini dicirikan oleh adanya laminasi tipis dari pyrite, pyrhotite, chalcopyrite yang terdapat pada lapisan tipis batuan sedimen klastis atau vulkanik tuff. tekstur berbutir halus, masive sampai laminasi tipis, Alterasi susah dibedakan karena sudah termetamorfosa lanjut. Contoh deposit di Beshi di Jepun , KiesLager di Australia, Mount Isa dan Broken Hill di Australia. 8. Laterite Saprolite Gold deposite Emas tersebar di bagian laterit dan saprolit dan berkembang di bawah kondisi tanah pelapukan tropis, Pada batuan dasar namun di bagian distal terhadap deposit emas nya. Mineralogi batuan dan tekstur hancur akibat hidrolisis, oksidasi dan pencucian di lingkungan supergen. Proses utama pengayaan emas meliputi pengayaan residu redistribusi Au dan kimiawi dan pertumbuhan butir dalam profil pelapukan Pada lateritic, mineralisasi Au dapat dilokalisasi di laterit atau terlantar pada kedalaman ke saprolit yang mendasarinya. Mineralisasi di laterit cenderung memiliki tekstur yang sama dengan bauksit tipe laterit, yang meliputi pisolitik, masif, nodular, dan bersahaja. Contoh deposit di Boddington, Mt. Gibson and Edna May, Australia. 9. Quartz Conglomerate Gold Deposite Sebagai palaeo placer deposit. Contoh deposit di Witwatersrand, South Africa. Elliot Lake, Jacobina and Moeda, di Brazil; dan Tarkwa di Ghana. 10. Iron Oxide Gold Deposite Zona breksi dan vena magnetit dan / atau haematite membentuk pipa dan bodi tabular yang dipandu oleh batuan vulkanik kontinental, sedimen dan intrusif. Deposit menunjukkan berbagai macam kandungan logam nonferrous dan bervariasi dari tipe monometallic Kiruna Fe ± P ke tipe polymetallic Olympic Dam Fe ± Cu ± U ± Au ± REE. Contoh deposite di Olympic Dam, Australia; Kiruna, Sweden; El Romeral, Chile; Wernecke Breccias, YT. 11. Placer Gold Deposite diciirikan oleh adanya e=sedimen endapan alluvial hasil transportasi pengikisan batuan di atas aliran sungai. Berupa endapan pasir, kerakal, boulder bercampur lumpur Bagian dekat dengan dasar endapan adalah beds rocks menjadi lapisan yang membawa emas disebut "Pay Dirt" Umumnya menjadi lokasi illegal karena mudah di ambil oleh masyarakat dengan mendulang, menyedot dengan Vacuum. Contoh deposite Kasongan, Central Kalimantan di Indonesia. 12. Intrussion Related Gold Deposite Ni, Cu atau sulfida kaya PGE di dasar intrusi mafik-ultramafik berulang-ulang. Host rock dan berasosiasi dengan batuan tipe Mafik berlapis untuk intrusi ultramafik yang mengandung norite, gabro, dunite, harzburgite, peridotite, pyroxenite, troctolite dan anorthosite. Serpihan pyritic terkait, evaporit atau sumber sulfur eksternal lainnya untuk mencemari magma disarankan Contoh deposit di Stillwater, MT; Duluth Complex, Bushveld Complex, South AfricaGigirayap mungkin membawa serpihan fosil yang ada di bawah tanah itu ke sarangnya. Di Afrika, rayap juga sering digunakan untuk eksplorasi emas dan mineral berharga lainnya. Penelitian Stewart dan timnya memberikan bukti nyata, rayap secara efektif bisa mengungkap jejak deposito emas.Sobat petualangan emas, untuk mengetahui keberadaan dan lokasi emas, maka harus dilakukan penyelidikan terlebih dahulu untuk membuktikan ada dan terdapat emas di suatu tempat. Emas memang suatu logam mineral yang tersembunyi di tempat rahasia di dalam tanah atau ada di celah-celah batuan sehingga harus dilakukan metode Lokasi Emas Mencari Emas dengan teknik profesional lebih menguntungkan dan cepat mendapatkan hasil yang dicapai dengan bantuan teknologi SIG, pemetaan wilayah, garis kontur medan, sebaran emas dan tentu membantu petualangan emas dalam mendapatkan emas sesuai Untuk Mengetahui Posisi dan Lokasi Emas Metode yang harus dilakukan dalam melakukan penyelidikan dimana tempat emas itu berada harus memperhatikan prinsip investigasi pencarian emas yaitu Pemetaan Geologi Penelitian Geofisika Penelitian Geokimia Pengumpulan Sampel emas Pengumpulan Jenis batuan Syarat di atas harus dilakukan agar saat melakukan eksplorasi tidak akan rugi dengan hasil yang didapatkan. Kebanyakan penambang emas tradisional hanya melakukan metode sederhana dengan cara mengumpulkan sampel emas dimana dalam lenggangan alat pendulang emas terdapat berapa miligram emas dalam campuran material bahan galian tanah, pasir dan kerikil. Apabila hasil yang didapatkan terdapat titik-titik emas berarti tempat itu bisa dikatakan dapat dilakukan eksplorasi. Namun jika titik emas dalam alat lenggangan emas terdapat butiran kecil-kecil debu dalam jumlah sedikit bahkan kosong, maka tempat itu tidak ditempati oleh emas. Pada umumnya seseorang yang profesional dalam mencari emas sering menggunakan insting dan metode di atas supaya hasil yang didapatkan seimbang dengan yang dikeluarkan. Sebab jika salah memprediksi lokasi, jumlah dan tempat emas itu berada, maka bukannya untung yang didapatkan, tapi kerugian waktu, biaya dan tenaga tidak sebanding dengan nilai yang diharapkan dianggap tidak ekonomis. Insting profesional dalam mencari emas itu didapatkan dari pengalaman yang panjang mengenai alur cerita awal emas itu terbentuk sampai proses pengendapan dan terakhir tersembunyi dalam suatu tempat atau lokasi yang setiap orang yang awam kesulitan dalam mencari lokasi emas itu berada. Metode dalam mencari emas secara profesional itu seperti insting Ask Jeff Williams, pria asal Amerika Serikat yang memberikan beberapa tips sederhana sampai metode yang rumit dalam pencarian lokasi emas. Ask Jeff Williams memberikan gambaran lokasi emas berdasarkan proses terbentuknya emas lewat proses hidrotermal, pengikisan celah batuan, pelarutan di dalam tanah sampai mengendap dalam bentuk alluvial dan eluvial di sungai, dinding batuan, dll Jika sobat ingin melihat gaya dan insting Ask Jeff William dalam mencari lokasi emas itu berada sobat bisa melihat video youtube dengan chanel Ask Jeff Williams. Pemetaan Geologi Dalam pemetaan Geologi dilakukan untuk mengetahui kemungkinan adanya mineralisasi atau ada proses hidrotermal yang memungkinkan emas itu berada dalam lokasi geologi itu. Peta Geologi dalam mencari emas pada umumnya sebagai langkah untuk menggambarkan suatu tempat berdasarkan Gambaran batuan di lokasi itu Penyebaran batuan Unsur dan logam yang terkandung dalam batuan Keterkaitan antara batuan dengan logam emas Data penting mineral yang ada dalam lokasi itu 1. Peta Geologi Nah, setelah semua bahan diatas sudah dikumpulkan, maka mulai dibuat peta geologi suatu wilayah yang terdapat mineral dan logam berharga yang bermanfaat untuk manusia. Peta geologi ini dibuat berdasarkan lokasi dan topografi atau bentuk muka bumi dan dilakukan plot singkapan-singkapan batuan beserta struktur geologi diatas peta dasar itu. Sedangkan untuk mengukur kedudukan batuan, maka dilakukan menggunakan kompas geologi. Untuk mengetahui penyebaran batuan dan struktur unsur dan mineral logam berharga, maka harus dilakukan teknik menarik garis imajiner yang terdapat di permukaan tanah dimana hal itu untuk memberikan batas singkapan batuan yang menyebar di suatu lokasi tempat dimana metode ini mendukung dalam pencarian emas. Setelah peta itu dibuat, maka skala dan kontur imajiner harus melengkapi dalam suatu peta geologi mineral dimana hal tersebut untuk mengetahui kondisi lingkungan tanah yang landai, rata, miring, terjal, bergelombang dengan garis imajiner. Sedangkan untuk mengetahui ketinggian suatu lokasi permukaan tanah teknik di atas harus dibuatkan peta garis kontur sehingga kondisi permukaan tanah bisa diketahui secara akurat. 2. Cara membaca garis kontur Garis kontur pada lokasi landai ditandai dengan garis spasi yang renggang Garis kontur lokasi terjal ditandai dengan garis spasi yang rapat Garis kontur bukit ditandai dengan lingkaran tertutup Garis kontur dengan pola huruf V terdapat lembah di lokasi dengan relief yang tinggi Garis kontur pengulangan garis spasi apabila ada kemiringan lereng yang sama dalam suatu lokasi 3. Skala Dalam Geologi Tergantung berapa luas lokasi hamparan dan sebaran batuan di suatu wilayah tersebut, apabila daerah luas maka skala 1 cocok digunakan, yaitu 1 cm di peta geologi mewakili cm atau 20 km. Jika area lokasi hamparan batuan sempit kurang dari setengah km, maka skala yang cocok untuk digunakan adalah 1 Jadi tempat juga menentukan prestasi yang didapatkan, apabila area terlalu luas dan budget dalam eksplorasi emas sedikit, maka seharusnya menggunakan skala 1 saja agar lokasi yang diharapkan tidak memakan banyak biaya, waktu dan tenaga banyak. 4. Informasi Peta Geologi Sobat bisa memesan peta geologi atau jika harus membeli hubungi lembaga Bakosurtanal Badan Koordinasi Survei Pemetaan Nasional. Untuk peta sederhana sobat bisa memesan peta pada Badan Statistik BPS setempat bisa juga ke BPN Badan Pertanahan. Jika kurang lengkap dan kurang puas dengan hasil yang didapatkan, maka sobat petualangan emas bisa buat sendiri peta geologi sederhana dengan membuat garis kontur sendiri menggunakan kompas geologi, GPS, SIG sistem Informasi Geologi dan foto satelit. 5. Pemetaan Geologi Dikutip dari informasi geologi bahwa Dalam pemetaan geologi, seorang ahli geologi harus mengetahui susunan dan komposisi batuan serta struktur geologi, baik yang tersingkap di permukaan bumi maupun yang berada di bawah permukaan melalui pengukuran kedudukan batuan dan unsur struktur geologi dengan menggunakan kompas geologi serta melakukan penafsiran geologi, baik secara induksi dan deduksi yang disajikan diatas peta dengan menggunakan simbol atau warna. Software SIG Banyak Membantu Pendulang Emas dalam mencari dimana emas itu berada, selain itu mudah untuk memetakan besaran luas wilayah dari permukaan emas yang terhampar di tanah atau di dalam tanah. Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi, seperti Sistem Informasi Geografi SIG maka aspek pemetaan geologi mengalami perubahan, yaitu dengan tersedianya piranti lunak software sebagai alat bantu yang memungkinkan ukuran geometri dan karakteristik dari suatu tubuh batuan dan kenampakan geologi lainnya disimpan secara elektronik dalam format digital, ditelusuri, dianalisa, dan disajikan untuk berbagai keperluan. Dengan memanfaatkan teknologi SIG ini dalam mencari lokasi dan posisi emas sangat menunjang sekali dimana hasil yang didapatkan cukup akurat dan membantu Anda dalam mendapatkan peta geologi mineral logam Metode Pemetaan Geologi Di Lapangan Dikutip dari informasi geologi Pemetaan geologi lapangan secara tradisi dilakukan di lapangan dan peralatan untuk pekerjaan lapangan meliputi antara lain Buku catatan lapangan Peta topografi peta dasar Kompas geologi Lensa stereoskop Palu geologi Kamera Peralatan tulis Pekerjaan pemetaan geologi lapangan mencakup observasi dan pengamatan singkapan batuan pada lintasan yang dilalui, mengukur kedudukan batuan, mengukur unsur struktur geologi, pengambilan sampel batuan, membuat catatan pada buku lapangan dan mem-plot data geologi hasil pengukuran keatas peta topografi peta dasar. Catatan hasil observasi lapangan biasanya dibuat dengan menggunakan terminologi deskripsi batuan yang baku terutama dalam penamaan batuan. Tatanama batuan dan pengelompokkan satuan batuan harus mengikuti aturan Sandi Stratigrafi. Penentuan lokasi singkapan dengan menggunakan kompas serta membuat sketsa singkapan dan mendokumentasikan melalui kamera. Pada dasarnya, peta geologi disusun dan diolah di lapangan melalui kegiatan lapangan, kemudian disempurnakan setelah dibantu dengan hasil analisa di laboratorium petrologi / petrografi, paleontologi, radiometri dsb, analisa struktur dan studi literatur dan data sekunder. Setiap unsur geologi dianggap sebagai bentuk bentuk yang sederhana, batas satuan batuan, sesar, diperlakukan sebagai bidang-bidang teratur yang dapat diukur kedudukannya dan digambarkan dalam peta. Peta geologi pada hakekatnya merupakan gambar teknik yang memperlihatkan sebaran satuan satuan batuan dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan. Berkat perkembangan teknologi saat ini, memungkinkan pemanfaatan GPS Global Positioning System untuk penentuan lokasi dari obyek-obyek geologi secara akurat serta penggunaan Computer Note-book Lap Top dan PDA Personal Digital Assistant untuk mencatat dan merekam data geologi langsung di lapangan. Pada pemetaan geologi, para ahli geologi tidak saja melakukan observasi dan pencatatan akan tetapi juga melakukan analisis dan penafsiran di lapangan, seperti menentukan jenis sesar, hubungan antar satuan batuan dan lain sebagainya. Semua hasil pekerjaan lapangan yang berupa hasil pengukuran kedudukan batuan, lokasi-lokasi singkapan batuan dan unsur-unsur geologi lainnya harus diplot pada peta dasar dan pekerjaan analisis terhadap hubungan antar batuan atau satuan batuan juga harus dilakukan dan dipecahkan di lapangan. Hal-hal yang tidak dapat dikerjakan dan dilakukan di lapangan, seperti misalnya analisa paleontologi, analisa petrografi, maupun analisa sedimentologi, maka diperlukan pengambilan contoh batuan guna keperluan analisis di laboratorium. Hasil akhir dari suatu pemetaan geologi lapangan adalah suatu peta geologi beserta penampang geologinya yang mencakup uraian dan penjelasan dari bentuk bentuk bentang alam atau satuan geomorfologinya, susunan batuan atau stratigrafinya, struktur geologi yang berkembang beserta gaya yang bekerja dan waktu pembentukannya dan sejarah geologinya. Pemetaan geologi dapat juga dilakukan dengan bantuan potret udara sebagai peta dasarnya. Untuk kepentingan pemetaan, potret udara yang diperlukan adalah potret udara yang saling overlap. Dengan mempergunakan stereoskop, maka 3 dimensi dari daerah yang akan dipetakan dapat diperoleh. Penelitian Geofisika Dalam penelitian geofisika dilakukan apabila dalam eksplorasi besar logam emas itu terdapat dalam tanah, sehingga hal ini dilakukan untuk mengetahui kontinuitas dan hubungan singkapan yang satu dengan singkapan lainnya. 1. Manfaat Penelitian Geofisika Dalam Mencari Lokasi Emas Hal ini dilakukan apabila sebelum melakukan pengeboran terdapat celah atau rongga tanah yang mudah bergeser sehingga bisa rawan longsor. Banyak pendulang emas tradisional yang sering mengabaikan penelitian geofisika ini dimana kondisi tanah yang bergerak saat dilakukan penggalian berakibat pada patahnya kontinuitas dari lapisan penyangga tanah sehingga banyak kasus pencari emas yang terkubur karena lapisan tanah yang patah dan longsor sehingga pencari emas meninggal dengan cara terkubur dalam tanah dan tidak mengetahui pentingnya penelitian geofisika. Selain geofisika diatas kondisi tanah bisa juga dilakukan teknik geofisika dengan cara lain yaitu menggunakan teknik mineralisasi batuan di lokasi geologi yang sudah dipetakan dimana teknik ini banyak membantu pencari emas dalam mengetahui keberadaan emas itu berada. 2. Deposit emas Dikutip dari info geologi bahwa Proses eksplorasi emas dengan penelitian geofisika ini untuk mengetahui kandungan dan besarnya deposit emas di dalam tanah, dengan memperhatikan faktor Jenis batuan asal Alterasi Celah batuan Pengikisan batuan dan tanah Dll Setelah data diatas terkumpul, maka proses identifikasi deposit atau cadangan emas bisa ditaksir seberapa penting dan menguntungkan untuk dilakukan eksplorasi emas. 3. Jenis Deposit Emas Jenis deposit emas dari penelitian geofisika ditemukan kandungan emas yaitu di lapisan batuan dan tanah seperti di zona Epitermal Porfiri Carlin Dll 4. Identifikasi Mineral Dengan Geofisika Model mineralisasi porfiri terdiri dari cebakan hidrotermal yang muncul sebagai stockwork atau disseminated berasosiasi dengan intrusi porfiridengan mineralisasi yang berasosiasi dengan alterasi potasik. Untuk mengidentifikasi mineralisasi porfiri secara geologi adalah dengan cara mengenali bijih porfirinya dimana bijih porfiri kaya emas biasanya berwarna abu-abu hitam dari mineral biotit sekunder dan magnetit dalam kuarsa. Batuan urat kuarsa yang membentuk stockwork biasanya terdapat mineral kalkopirit dan magnetit juga bornit. Mineral emas biasanya berukuran halus dan tidak dapat terlihat dengan mata telanjang muncul bersamaan dengan mineral bornit. Untuk mengidentifikasi sebuah cadangan porfiri seperti ini, seorang ahli geofisika dan ahli geologi harus dapat menentukan metode geofisika apa yang cocok untuk diaplikasikan. Jenis mineralisasi, jenis batuan dan tipe alterasi adalah parameter yang sangat penting untuk penentuan metode geofisika yang akan digunakan. Kesalahan penentuan aplikasi metode geofisika akan mengakibatkan kerugian yang cukup besar karena data yang akan dihasilkan tidak akan berguna banyak dan terkadang malah membuat kesalahan dalam interpretasi. Dalam identifikasi model porfiri ada beberapa point yang penting yang perlu dicatat sebagai referensi dalam penentuan metode geofisika seperti Mineralisasi biasanya berasosiasi dengan alterasi potassic, mineral magnetit dan kalkopirit yang terdapat dalam bijih dan lain-lain. 5. Metode Geofisika Dalam Identifikasi Mineral Metode Radiometrik untuk mengidentifikasi daerah dimana alterasi potasik terjadi. Metode Magnetik untuk identifikasi daerah yang mengandung mineral magnetit. Metode Gravitasi untuk mengetahui daerah yang mengandung mineral bermassa jenis tinggi. Metode Kelistrikan untuk mengetahui daerah yang mengandung mineral sulfida. Sehingga apabila penelitian ini dilakukan, maka sangat mendukung dalam eksplorasi emas yang sangat membantu dalam menaksir jumlah deposit emas dalam suatu wilayah. Penelitian Geokimia Penelitian Geokimia ini bertujuan agar didapatkan suatu data yang mengarah pada kelimpahan migrasi unsur dan logam mineral berharga dalam suatu wilayah. Deteksi seberapa melimpah logam mineral berharga daerah pengkayaan bijih ini memberikan manfaat kepada pencari emas untuk melakukan identifikasi secara sistematis mengenai rekam jejak masa lampau dan sekarang mengenai proses terbentuknya emas dan kondisi lingkungan yang saling berkaitan dengan proses hidrotermal yang berlangsung. Lingkungan yang mengandung gas, air, udara beracun menghambat proses dalam eksplorasi emas, apabila faktor penelitian ini diabaikan. Misalnya di daerah yang tinggi sulfur dan terdapat lokasi emas, penambang emas tidak memperhatikan kondisi lingkungan itu dan mengabaikan faktor safety untuk kesehatan, maka bisa dipastikan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja bisa terganggu. Sehingga dalam lingkungan suatu wilayah dalam area emas itu yang akan dilakukan eksplorasi emas harus memperhatikan prinsip eksplorasi geokimia. 1. Eksplorasi Geokimia Metode yang menggunakan pola dispersi mekanis diterapkan pada mineral yang relatif stabil pada kondisi permukaan bumi seperti emas, platina, kasiterit, kromit, mineral tanah jarang. Cocok digunakan di daerah yang kondisi iklimnya membatasi pelapukan kimiawi. Metode yang didasarkan pada pengenalan pola dispersi kimiawi. Pola ini dapat diperoleh baik pada endapan bijih yang tererosi ataupun yang tidak tererosi, baik yang lapuk ataupun yang tidak lapuk. Pola ini kurang terlihat seperti pada pola dispersi mekanis, karena unsur-unsurnya yang membentuk pola dispersi bisa memiliki mineralogi yang berbeda pada endapan bijihnya. Contoh Serussit dan anglesit terbentuk akibat pelapukan endapan galena dapat terdispersi dalam larutan ion Cu2+ dalam air tanah berasal dari endapan kalkopirit. 2. Lingkungan Geokimia Lingkungan geokimia primer adalah lingkungan di bawah zona pelapukan yang dicirikan oleh tekanan dan temperatur yang besar, sirkulasi fluida yang terbatas, dan oksigen bebas yang rendah. Sebaliknya, lingkungan geokimia sekunder adalah lingkungan pelapukan, erosi, dan sedimentasi, yang dicirikan oleh temperatur rendah, tekanan rendah, sirkulasi fluida bebas, dan melimpahnya O2, H2O dan CO2. Pola geokimia primer menjadi dasar dari survey batuan sedangkan pola geokimia sekunder merupakan target bagi survey tanah dan sedimen. Contoh lainnya Emas yang tahan terhadap larutan akan tertinggal dalam gossan Galena terurai perlahan dan menghasilkan serusit dan anglesit yang relatif tidak larut. oleh karena itu Pb cenderung tahan dalam gossan. Mineral sulfida Cu, Zn dab Ag mudah terurai dan bermigrasi ke level yang lebih rendah membentuk bijih oksida yang kaya atau bijih supergen. Emas dengan kelimpahan yang kecil dalam bijih, oleh karena itu pola dispersinya hanya mengandung kadar emas yang sangat rendah, kurang dari batas minimal yang dapat dianalisis. Di lain pihak, Cu, As, atau Sb dapat berasosiasi dengan emas dalam kelimpahan yang relatif besar, sehingga pertimbangan dan analisis dalam penelitian geokimia ini harus dipertimbangkan, apakah mungkin dilakukan eksplorasi jika kandungan emas sedikit sedangkan logam mineral lainnya yang terikat atau melakukan asosiasi dengan logam emas banyak. Jika tidak memperhatikan penelitian ini, maka bisa dipastikan Anda akan asal-asalan melakukan eksplorasi emas bisa jadi yang didapatkan bukan logam emas yang dicari namun logam lainnya yang nilai jual rendah bisa dikatakan tidak ekonomis untuk dilakukan eksplorasi. Jadi dari penelitian geokimia ini memberikan gambaran bahwa sangat menunjang dalam menaksir seberapa penting keberadaan logam mineral emas dalam suatu wilayah dengan perbandingan jumlah mineral asosiasi dengan emas yang relatif besar. Formula keuntungan dalam eksplorasi emas adalah Jika bijih emas lebih melimpah dari logam pengikatnya, maka Anda untung Jika bijih emas lebih sedikit dari logam pengikatnya, maka harus Anda pertimbangkan matang-matang terlebih dahulu untuk dilakukan eksplorasi emas. Jika asal-asalan melakukan eksplorasi tanpa survey geokimia terlebih dahulu bisa dipastikan Anda akan bangkrut atau rugi. Pengumpulan Sampel Emas 1. Metode Tradisional Para pencari emas tradisional pada umumnya menggunakan teknik sederhana yaitu Menentukan titik lokasi emas yang akan ditambang Mengumpulkan material bahan galian dalam suatu wadah piring khusus Memisahkan material kasar dan menyisakan material halus dan kerikil kecil Melihat titik emas dalam wadah piring itu Jika kelihatan banyak titik-titik emas dipastikan terdapat emas Jika tidak ada titik-titik emas beralih ke daerah lain yang dicurigai terdapat emas Melakukan hal serupa seperti di atas Namun untuk profesional pencari emas teknik tersebut masih kurang dalam mengumpulkan sampel emas. 2. Metode Profesional Para profesional pencari emas akan mengumpulkan sampel emas dari berbagai macam metode. Menentukan titik lokasi emas Mengumpulkan jenis batuan yang ada di tempat itu Mengumpulkan jenis tanah lempung Mengumpulkan jenis tanah yang akan di uji Identifikasi sulfur di daerah itu Mengumpulkan kandungan pirit dan kuarsa di tempat itu Cek laboratorium Setelah itu melakukan uji laboratorium untuk mengetahui komposisi emas dalam tanah dan batuan, hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa penting untuk dilakukan eksplorasi. 3. Uji Sampel Emas Dikutip dari Uji Laboratorium Penelitian Kimia FMIPA UM Kecilnya persentase emas dalam batuan mineral kemungkinan menjadi penyebab ekstraksi emas tidak dapat dilakukan dengan metode biasa, sehingga diperlukan suatu metode khusus untuk mengekstrak emas secara optimal dari batuan tersebut. Metode khusus yang dapat dilakukan adalah penghilangan kandungan unsur-unsur mayor dalam sampel batuan mineral. Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan konsentrasi emas dalam bahan sampel melalui penghilangan unsur-unsur mayornya. Penelitian menggunakan rancangan eksperimen yang dilakukan di Laboratorium Penelitian Kimia FMIPA UM. 4. Tahap Penelitian 1. Persiapan Bahan Uji sampel 2. Penghilangan Unsur Mayor 3. Pemisahan Emas Dari Batuan Mineral Tahap preparasi sampel adalah proses penghalusan bongkahan batuan mineral serta analisis kualitatif kandungan emas dalam sampel tersebut. Tahap selanjutnya penghilangan unsur mayor meliputi penghilangan belerang, kalium, kalsium, besi dan nikel. Upaya pemisahan emas dilakukan dengan pereaksi air raja, NaCN dan KSCN. Metode analisis dalam penelitian menggunakan instrumen X-Ray unsur Flor di Laboratorium Central dan Spektrofotometer Serapan Atom di Laboratorium Kimia FMIPA UM. 5. Hasil Uji Laboratorium Dari uji laboratorium itu didapatkan hasil bahwa 1. Penurunan Sulfur dan Kalium Menurunnya persentase belerang dan kalium dapat meningkatkan persentase emas dalam batuan mineral, namun penurunan persentase besi dan nikel justru menurunkan persentase emas dalam batuan mineral. 2. Pemisahan emas pada batuan mineral Pemisahan emas dari sampel batuan mineral dengan air raja memperoleh persentase 0,42% pada filtrat, sedangkan dengan NaCN dan KSCN memperoleh hasil negatif keberadaan emas pada filtrat. Hasil uji XRF menunjukkan kandungan emas pada batuan mineral tersebut sebesar 0,09%. Apabila kandungan emas dengan hasil 0,09%, maka bisa dipastikan bahwa tidak ekonomis untuk dilakukan eksplorasi dimana komposisi emas dalam batuan mempunyai nilai kecil atau sedikit. Apabila emas dalam batuan terdapat kandungan emas diatas 2,5% maka dikatakan ekonomis untuk dilakukan eksplorasi. Pengumpulan Jenis batuan Jenis batuan emas mendukung kita dalam mendapatkan informasi tentang keberadaan emas dalam alam ini dimana hal ini memberikan gambaran mengenai batuan apa yang mengandung emas. Mengenai batuan yang mengandung emas adalah sebagai berikut. 1. Batuan Calaverite Batuan emas jenis Calaverite mempunyai kandungan logam emas Au yang lebih tinggi serta hanya sekitar 3% untuk kandungan perak Ag , Tanda batuan Calverite Warna batuan putih seperti kristal Sedikit ada yang abu-abu dengan permukaan didalam abu-abu Ada jalur atau urat emas di dalam batuan itu Batuan jenis Calaverite paling sering ditemukan pada jalur urat emas atau vena yang telah terbentuk membeku di kedalaman tanah serta jenis batuan emas ini biasanya juga mudah rapuh. 2. Batuan Sylvanite Jenis batuan emas Sylvanite Au, Ag TE2 biasanya memiliki kandungan emas sekitar 24% dan 13% kandungan perak, serta sedikit logam pembawa lainnya. Tanda batuan Sylvanite Warna abu-abu Sedikit gelap dengan permukaan luar keputih-putihan Kekerasan batuan 1,5 - 2 Skala Mosh Pada umumnya di dalam batuan ini ada urat kuarsa dan terdapat emas. 2. Batuan Petzite Batuan ini mengandung emas dan perak Ag, Au 2, Te, biasanya dengan kandungan mineral logam emas pada batuan ini biasanya membentuk seperti kristal isometrik dan memiliki kandungan perak yang lebih tinggi dari emas. Tanda batuan Petzite Warna abu-abu tua Ada bercak kekuning-kuningan Terdapat kristal kuarsa di dalam Posisi emas ada di dalam urat kuarsa dalam batuan ini. Batuan ini banyak terdapat dalam urat kuarsa. 4. Batuan Krennerite Contoh batuan emas jenis Krennerite Ag2Te, Au2Te3 kandungan emas dan perak pada batuan tersebut relatif kecil. Tanda Batuan Krennerite Warna Putih seperti marmer Terkadang ada sedikit kekuning-kuningan Kekerasan batu 2,5 skala Mosh Pada umumnya terdapat di sekitar pegunungan marmer. 5. Batuan Nagyagite Batuan Nagyagite memiliki kandungan logam sekitar 12,75% dari kepadatan mineral batuan, batuan nagyagite merupakan mineral kompleks yang mengandung emas, telurium, sulfur, timbal, antimon dan bismut yang terjadi pada urat epitermal Au2, Pbi4, Sb3, Te7, S7. Tanda batuan Warna putih bercak-bercak Jika terkena air permukaan menjadi mengkilap Jika digores ada campuran unsur sulfur dalam batuan itu Batuan ini banyak terdapat pada daerah yang tinggi sulfur, namun mempunyai komposisi kandungan emas yang sedikit. Hasil Penyelidikan Emas Dari pengumpulan jenis batuan ini Anda telah melakukan identifikasi mengenai batuan yang mengandung emas. Pengambilan batuan baik dalam bentuk hand specimen atau dengan melakukan pengambilan dengan stream sediment dalam bentuk lumpur halus pada tempat-tempat tertentu yang dicurigai terdapat emas. Disamping proses pendulangan pasir pada daerah yang diperkirakan potensial didapatkan butiran pasir emas sering dilakukan oleh para pencari emas. Penyelidikan emas placer dilakukan dengan membuat test pit di daerah sungai purba. Penambangan bijih emas primer dilakukan dengan cara cut and fill screen cage stopping dimana pembuatan sumur-sumur atau terowongan yang kemudian di gali untuk menemukan urat-urat vein emas. Di daerah Freeport, Jayapura, Indonesia saat ini melakukan penambangan dengan membuat terowongan, penambangan emas placer dilakukan dengan cara Hydraulicking disemprot dengan air Dredge Kapal keruk yang dapat menyemprot Dragline yang dikombinasi dengan Hydraulicking dan Dredge dengan teknik ponton Floating Washing Plant Penambangan tradisional hanya menggunakan teknik sederhana yaitu menggunakan semi mekanis yaitu batuan yang mengandung emas di masukan kedalam air secukupnya di dalam alat penghancur batuan lalu mesin semi mekanis silinder baja itu diisi bola-bola baja kemudian diputar agar batuan hancur menjadi bubur. Selanjutnya bubur batuan itu didulang secara manual dengan alat pendulangan sederhana baru didapatkan pasir emas yang potensial. Untuk mengikat emas diperlukan cairan merkuri yang berguna dalam pengikat emas menjadi suatu logam emas yang berharga dan tentu hal tersebut harus diperhatikan sebab, merkuri merupakan logam berbahaya dan bersifat racun apabila penggunaan tidak mematuhi keselamatan kerja karyawan maupun lingkungan alam maka bencana kerusakan baik moral maupun material akan didapatkan. . 66 188 414 451 254 70 69 172